Rabu, 19 Juni 2013

Awas Patah Hati Dapat Sebabkan Penyakit Jantung Koroner

Share & Comment
Patah Hati Bisa Sebabkan Penyakit Jantung Koroner. Seorang pasien wanita berusia 50 tahun lebih datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada hebat mendadak disertai keringat dingin. Keluarga yang mendampingi menyampaikan bahwa suami pasien baru meninggal dunia lima hari sebelumnya.



Keluhan, evaluasi ekokardiografi (EKG), dan peningkatan kadar enzim jantung sesuai dengan manifestasi klinis penderita serangan jantung. Pasien kemudian dirawat di ICCU dan mendapat pengobatan sebagaimana layaknya pasien yang mengalami serangan jantung.

Setelah kondisi stabil, tiga hari kemudian, pasien menjalani pemeriksaan angiografi koroner (kateterisasi jantung). Ternyata tidak didapatkan kelainan ataupun penyempitan pada pembuluh koroner (pembuluh nadi jantung).

EKG memperlihatkan ada pembesaran jantung kiri disertai penurunan kekuatan pompa. Pasien tersebut kemudian didiagnosis mengalami sindroma patah hati.

Definisi
Tidak berlebihan kalau orang yang patah hati digambarkan dengan lukisan jantung yang terbelah. Faktanya, jantung berpotensi mengalami masalah serius karena kondisi patah hati atau kesedihan mendalam.

Dalam terminologi medis, patah hati bukan sekadar masalah seseorang yang mengalami putus cinta, melainkan bisa karena kehilangan seseorang yang sangat dicintai, seperti suami, istri, anak/cucu, atau sahabat karib.

Penyakit berat nonkardiak (masalah primernya bukan pada jantung) juga bisa menjadi pencetus kelainan ini. Fenomena klinis ini dikenal dengan nama stress cardiomyopathy, broken heart syndrome (sindroma patah hati), atau kardiomiopati takotsubo.

Dalam bahasa Jepang, takot- subo adalah nama perangkap yang digunakan para nelayan untuk menangkap cumi-cumi. Diberi nama demikian karena bentuk jantung para penderita menggelembung menyerupai perangkap cumi-cumi.

Kelainan ini 90 persen dialami perempuan, khususnya yang telah mengalami menopause. Para ahli menduga, kejadian pada laki-laki lebih sering dari yang diperkirakan, tetapi tidak terdeteksi karena meninggal sebelum tiba di rumah sakit.

Mekanisme
Peningkatan kadar hormon adrenalin dan noradrenalin dalam tubuh, yang dicetuskan oleh adanya stres fisik dan psikis berat, merupakan penyebab utama kelainan ini. Dari berbagai laporan disebutkan, kadar noradrenalin meningkat pada lebih dari 75 persen kasus. Peningkatannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kadar pada penderita serangan jantung.

Peningkatan kadar noradrenalin yang berlebihan dapat memicu terjadinya spasme (kejang), yakni pengecilan diameter pembuluh nadi jantung atau mikrovaskular, sehingga mengganggu pasokan aliran darah ke otot jantung. Hal ini pada akhirnya berpotensi menimbulkan kerusakan otot jantung. Selain itu, noradrenalin yang berlebihan secara langsung bersifat toksik terhadap otot jantung.

Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis diduga ikut mendasari. Seperti halnya penderita shock perdarahan atau penyakit phaeokromositoma yang juga mengalami peningkatan kadar adrenalin dan noradrenalin berlebihan, gangguan fungsi pompa otot jantung atau kelainan EKG sering dijumpai.

Namun, masih belum ada penjelasan memuaskan mengapa yang mengalami gangguan paling berat adalah bagian puncak (apeks) dari ventrikel kiri. Adapun bagian dasar tetap normal sehingga jantung menggelembung seperti perangkap cumi-cumi.

Hipotesis yang ditawarkan adalah, tidak seperti bagian lain di jantung, bagian puncak jantung tidak memiliki tiga lapisan (endokardium, miokardium, dan epikardium) sehingga lebih tipis dan kurang elastis.

Keadaan ini memudahkan penderita mengalami iskemia karena sirkulasi darah pembuluh koroner relatif berkurang dan lebih peka terhadap stimulasi adrenergis. Hal ini diduga berperan terhadap peningkatan sensitivitas bagian puncak terhadap peningkatan kadar hormon adrenalin dan noradrenalin.

Komplikasi
Meski sebagian besar penderita penyakit ini dapat pulih seperti sediakala, komplikasi yang mematikan dapat terjadi. Komplikasi berat yang dilaporkan adalah bengkak pada paru, kelainan irama jantung ganas, shock kardiogenik, disfungsi katup mitral, pembentukan bekuan darah, stroke, hingga kematian. Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar pasien dapat diselamatkan dan pulih seperti sediakala.

Sindroma patah hati perlu diwaspadai. Sering kali para anggota keluarga mengabaikan keluhan penderita kelainan ini karena menganggap hanya respons psikologis wajar akibat kehilangan pasangan hidup atau orang yang amat dikasihi.

Penanganan yang tidak tepat dan cepat dapat mengantar penderita pada masalah yang lebih serius dan terkadang fatal.

Bambang Budiono Kepala Heart and Vascular Center RS Awal Bros Makassar

Sumber : Kompas Cetak, kompas.com
Tags:

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Popular Content

Recent Posts

Manfaat Inasea PMC

Inasea Pure Marine Collagen (IPMC) adalah rumput laut murni dengan kandungan nutrisi esensial tinggi, rumput laut bahan baku IPMC mempunyai kandungan Vitamin dan mineral yang dapat berfungsi sebagai anti aging untuk meremajakan kulit, sehingga kulit menjadi kencang, halus, bersih dan bersinar.

Rumput laut IPMC mengandung zat anti peradangan yang dapat menekan produksi minyak alami kulit yang berlebihan. Minyak alami kulit yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit hingga menyebabkan jerawat dan peradangan. Rumput laut IPMC juga mampu mengeksfoliasi dan mendetoksifikasi sel-sel kulit mati yang menumpuk pada pori-pori kulit. Kandungan zat esensial yang terkandung didalam IPMC akan mampu mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga akan membuat kulit menjadi sehat.

Selain mempunyai kandungan Kollagen nabati yang cukup tinggi rumput laut juga mempunyai zat-zat esensial lain yang sangat di perlukan oleh tubuh, di antaranya Vitamin B Kompleks, Vitamin C, Vitamin E, Beta Karotin, Zink, Antioksidan, Selanium dan Hormon. -READ MORE-


Diet Sehat Dengan Rumput Laut

Sebuah Universitas di Inggris, Hallam University, melakukan penelitian terhadap rumput laut terkait dengan penggunaan rumput laut sebagai makanan diet. Dalam penelitian ini menggunakan rumput laut secara utuh, bukan menggunakan ekstrak rumput laut ataupun produk jadi berupa Carrageenan ataupun lainnya. Rumput laut diaplikasikan dalam sebuah menu makanan berbentuk roti . Rumput laut berfungsi sebagai pengganti garam karena memiliki rasa yang asin. Roti yang disajikan juga sama sekali tidak mengandung garam sebab fungsinya sudah digantikan oleh rumput laut.

Penelitian ini dilakukan terhadap 79 orang pria sehat yang mengalami kegemukan. Peserta yang memakan roti isi rumput laut merasa cepat kenyang sehingga asupan kalorinya berkurang sebanyak 179 kalori sehari. Jumlah itu sama dengan jumlah kalori yang dibakar dengan berjalan di atas treadmill selama 1,5 jam. Pengurangan 100 kalori saja sudah cukup signifikan dalam program penurunan berat badan.

“Ini seperti makan roti biasa. Namun rasa asinnya berasal dari mineral rumput laut yang sangat kaya. Rumput laut mengandung mineral yang jauh lebih banyak dari tanaman di daratan,” kata Dr Craig Rose dari The Seaweed Foundation seperti dilansir The Telegraph, Jumat (23/3/2012).

Rumput laut dalam penelitian ini dipanen, dikeringkan dan digiling di pabrik lokal di Hebrides di luar Skotlandia. Tak satu pun peserta penelitian yang bisa membedakan roti biasa dengan roti yang ditambahi irisan rumput laut. Rasanya sama tetapi kadar natrium pada rumput laut jauh lebih rendah.

Copyright © Inasea PMC | Designed by Templateism.com